Kitab Sunan Tirmidzi


Keringanan Tidak Ikut Berjibad bagi Orang-orang yang Berhalangan

حَدَّثَنَا نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ الْجَهْضَمِيُّ حَدَّثَنَا الْمُعْتَمِرُ بْنُ سُلَيْمَانَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ عَنْ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ائْتُونِي بِالْكَتِفِ أَوْ اللَّوْحِ فَكَتَبَ { لَا يَسْتَوِي الْقَاعِدُونَ مِنْ الْمُؤْمِنِينَ } وَعَمْرُو بْنُ أُمِّ مَكْتُومٍ خَلْفَ ظَهْرِهِ فَقَالَ هَلْ لِي مِنْ رُخْصَةٍ فَنَزَلَتْ { غَيْرُ أُولِي الضَّرَرِ }

. Nashr bin Ali Al Jahdhami menceritakan kepada kami, Al Mu'tamir bin Sulaiman menceritakan kepada kami, dari bapaknya, dari Abu Ishaq, dari Al Bara' bin 'Azib bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Berikanlah kepadaku tulang bahu —atau batu tulis—. Beliau kemudian menulis, 'Tidaklah sama kaum mukminin yang duduk (tidak ikut berperang), sementara Amr bin Ummu Maktum berada di belakangnya. Ia kemudian berkata, 'Apakah aku mendapatkan keringanan?' Maka turunlah ayat, 'Yang tidak mempunyai halangan'. " Shahih: Al Bukhari (2831, 4593 dan 4594) dan Muslim (6/43) kecuali redaksi, Atau Batu Tulis."

Dalam bab ini ada riwayat lain dari Ibnu Abbas, Jabir. dan Zaid bin Tsabit. Hadits ini adalah hasan shahih. Hadits ini adalah gharib dari Hadits Sulaiman At-Taimi dari Abu Ishaq. Syu'bah dan Ats-Tsauri meriwayatkan hadits ini dari Abu Ishaq.

Orang yang Berangkat Berperang dan Meninggalkan Kedua Orang Tuanya

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ عَنْ سُفْيَانَ وَشُعْبَةَ عَنْ حَبِيبِ بْنِ أَبِي ثَابِتٍ عَنْ أَبِي الْعَبَّاسِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْتَأْذِنُهُ فِي الْجِهَادِ فَقَالَ أَلَكَ وَالِدَانِ قَالَ نَعَمْ قَالَ فَفِيهِمَا فَجَاهِدْ

. Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, Yahya bin Sa'id menceritakan kepada kami, dari Sufyan dan Syu'bah, dari Habib bin Abu Tsabit, dari Abu Al Abbas, dari Abdullah bin Amr, ia berkata, "Seorang lelaki menghadap Nabi untuk meminta izin —berangkat— berjihad. Beliau kemudian bertanya, 'Apakah engkau (masih) mempunyai dua orang tua?' Ia menjawab, 'Ya.' Beliau bersabda, 'Pada keduanya, maka berjihadlah'." Shahih: Ibnu Majah (2782), Muttafaq alaih.

Abu Isa berkata, "Dalam hadits ini ada riwayat lain dari Ibnu Abbas". Hadits ini adalah hasan shahih. Abu Al Abbas adalah penyair buta yang berasal dari Makkah. Ia bernama Sa'ib bin Farrukh.

Seseorang yang Diutus Memimpin Pasukan dalam Peperangan yang Tidak Diikuti Rasul

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى النَّيْسَابُورِيُّ حَدَّثَنَا الْحَجَّاجُ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ فِي قَوْلِهِ { أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ } قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ حُذَافَةَ بْنِ قَيْسِ بْنِ عَدِيٍّ السَّهْمِيُّ بَعَثَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى سَرِيَّةٍ أَخْبَرَنِيهِ يَعْلَى بْنُ مُسْلِمٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ

. Muhammad bin Yahya An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Al Hajjaj bin Muhammad menceritakan kepada kami, Ibnu Juraij menceritakan kepada kami tentang firman Allah, "Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu". Abdullah bin Hudzafah bin Qais bin Adi As-Sahmi mengatakan bahwa Rasulullah mengutus dirinya untuk memimpin pasukan —dalam sebuah peperangan yang tidak beliau ikuti—. (Ibnu Juraij berkata, "Ya'la bin Muslim memberitahukan (hadits) itu kepadaku dari Sa'id bin Jubair, dari Ibnu Abbas". Shahih: Abu Daud (2359), Muttafaq alaih.

Abu Isa berkata, "Hadits ini adalah hasan shahih gharib. Kami tidak mengetahuinya kecuali dari hadits Ibnu Juraij".

Larangan Bepergian Seorang Diri

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ الضَّبِّيُّ الْبَصْرِيُّ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ عَاصِمِ بْنِ مُحَمَّدٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَوْ أَنَّ النَّاسَ يَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ مِنْ الْوِحْدَةِ مَا سَرَى رَاكِبٌ بِلَيْلٍ يَعْنِي وَحْدَهُ

. Ahmad bin 'Abdah Adh-Dhabbi Al Bashri menceritakan kepada kami, Sufyan bin Uyainah menceritakan kepada kami, dari 'Ashim bin Muhammad, dari bapaknya, dari Ibnu Umar, bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Seandainya manusia mengetahui apa yang aku ketahui karena sikap menyendiri, niscaya tidak akan ada seorang pun yang bepergian di malam hari. " Maksudnya, seorang diri. Shahih: lbnu Majah (3768) Al Bukhari.

حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ مُوسَى الْأَنْصَارِيُّ حَدَّثَنَا مَعْنٌ حَدَّثَنَا مَالِكٌ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ حَرْمَلَةَ عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الرَّاكِبُ شَيْطَانٌ وَالرَّاكِبَانِ شَيْطَانَانِ وَالثَّلَاثَةُ رَكْبٌ

. Ishaq bin Musa Al Anshari menceritakan kepada kami, Ma'n menceritakan kepada kami, Malik menceritakan kepada kami, dari Abdurrahman bin Harmalah, dari Amru bin Syu'aib, dari bapaknya, dari kakeknya, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Satu orang yang bepergian adalah seperti syetan, dua orang yang bepergian adalah seperti syetan, dan tiga orang yang bepergian adalah rombongan ". Hasan: Ash-Shahihah (64) Al Misykah (3910), Shahih Abu Daud (2346)

Abu Isa berkata, "Hadits Ibnu Umar adalah hasan shahih. Kami tidak mengetahuinya kecuali dari jalur ini, yaitu hadits Ashim. Ashim adalah Ibnu Muhammad bin Zaid bin Abdullah bin Umar". Muhammad berkata, "Ia adalah tsiqah dan sangat jujur. Sedangkan Ashim bin Umar Al 'Amir adalah dha'if dalam hadits. Aku tidak pernah meriwayatkan apa pun darinya". Hadits Abdullah in Amr adalah hasan.

Diperbolehkannya Berdusta dan Menipu dalam Peperangan

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ وَنَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ قَالَا حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ سَمِعَ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْحَرْبُ خُدْعَةٌ

. Ahmad bin Mani' dan Nashr bin Ali menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Sufyan bin Uyainah menceritakan kepada kami dari Amru bin Dinar. Amru mendengar Jabir bin Abdullah berkata, Rasulullah SAW bersabda, Perang itu tipu muslihat". Shahih: Ibnu Majah (2833 dan 2834) Muttafaq alaih.

Abu Isa berkata, "Dalam bab ini ada riwayat lain dari Ali, Zaid bin Tsabit, Aisyah, Ibnu Abbas, Abu Hurairah, Asma bin Yazid bin Sakan, Ka'ab bin Malik, dan Anas". Hadits ini adalah hasan shahih

Peperangan Nabi dan Jumlah Perang yang Diikuti

حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ حَدَّثَنَا وَهْبُ بْنُ جَرِيرٍ وَأَبُو دَاوُدَ الطَّيَالِسِيُّ قَالَا حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ قَالَ كُنْتُ إِلَى جَنْبِ زَيْدِ بْنِ أَرْقَمَ فَقِيلَ لَهُ كَمْ غَزَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ غَزْوَةٍ قَالَ تِسْعَ عَشْرَةَ فَقُلْتُ كَمْ غَزَوْتَ أَنْتَ مَعَهُ قَالَ سَبْعَ عَشْرَةَ قُلْتُ أَيَّتُهُنَّ كَانَ أَوَّلَ قَالَ ذَاتُ الْعُشَيْرِ أَوْ الْعُشَيْرَةِ

. Mahmud bin Ghailan menceritakan kepada kami, Wahab bin Jarir dan Abu Daud Ath-Thayalisi menceritakan kepada kami dan mereka berakta: Syu'bah menceritakan kepada kami dari Abu Ishaq, ia berkata, "Aku pernah berada di samping Zaid bin Arqam, kemudian —ada pertanyaan yang—- ditanyakan kepadanya, 'Dari peperangan yang ada, berapa kali Nabi SAW ikut berperang?' Zaid menjawab, 'Sembilan belas kali.' Aku berkata, 'Berapa kali engkau berperang bersama beliau?' Zaid menjawab, Tujuh belas kali.' Aku berkata, 'Di antara peperangan itu, manakah yang pertama?' Zaid menjawab, '(Perang) Dzat Al Usyair atau Al Usyairah'" Shahih'. Muttafaq alaih.

Abu Isa berkata, "Hadits ini adalah hasan shahih".

Do'a dalam Peperangan

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ أَنْبَأَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ أَبِي خَالِدٍ عَنْ ابْنِ أَبِي أَوْفَى قَالَ سَمِعْتُهُ يَقُولُ يَعْنِي النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدْعُو عَلَى الْأَحْزَابِ فَقَالَ اللَّهُمَّ مُنْزِلَ الْكِتَابِ سَرِيعَ الْحِسَابِ اهْزِمْ الْأَحْزَابَ اللَّهُمَّ اهْزِمْهُمْ وَزَلْزِلْهُمْ

. Ahmad bin Mani' menceritakan kepada kami, Yazid bin Harun menceritakan kepada kami, Ismail bin Abu Khalid memberitahukan kepada kami dari Ibnu Abu Aufa, ia berkata, "Aku mendengar beliau —yaitu Nabi SAW— mendo'akan kelompok (kaum kafir dalam perang Ahzab). Beliau berdoa, 'Ya Allah, Dzat yang menurunkan Al Kitab (Al Qur'an), Dzat yang Maha Cepat (pembalasannya). Kalahkanlah kelompok-kelompok (kafir) itu. Ya Allah, kalahkanlah mereka dan guncangkanlah mereka'." Shahih: Shahih Abu Daud (2365) Muttafaq alaih.

Abu Isa berkata, "Dalam bab ini ada riwayat lain dari Ibnu Mas'ud." Hadits ini adalah hasan shahih.

Bendera Kecil (Liwa') Tentara

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُمَرَ بْنِ الْوَلِيدِ الْكِنْدِيُّ الْكُوفِيُّ وَأَبُو كُرَيْبٍ وَمُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ قَالُوا حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ آدَمَ عَنْ شَرِيكٍ عَنْ عَمَّارٍ يَعْنِي الدُّهْنِيَّ عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ عَنْ جَابِرٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ مَكَّةَ وَلِوَاؤُهُ أَبْيَضُ

. Muhammad bin Umar bin Al Walid Al Kindi Al Kufi, Abu Kuraib dan Muhammad bin Rafi' menceritakan kepada kami dan mereka berkata, Yahya bin Adam menceritakan kepada kami dari Syarik, dari Ammar —maksudnya adalah Ad-Duhni—, dari Abu Zubair, dari Jabir: Bahwa Nabi SAW memasuki kota Makkah, sementara benderanya berwarna putih. Hasan: Ibnu Majah (3817).

Abu Isa berkata, "Hadits ini adalah gharib. Kami tidak mengetahuinya kecuali dari hadits Yahya bin Adam. dari Syarik". Ia berkata, "Aku bertanya kepada Muhammad tentang hadits ini. Ternyata ia tidak mengetahuinya kecuali dari hadits Yahya bin Adam, dari Syarik". Abu Isa berkata, "Lebih dari satu orang menceritakan (hadits ini) kepada kami dari Syarik, dari 'Ammar, dari Abu Az-Zubair, dari Jabir bahwa Nabi SAW memasuki kota Makkah, sedang beliau memakai serban berwarna hitam". Muhammad berkata, "Hadits (yang shahih) adalah hadits ini". Abu Isa berkata (lagi), "Duhn adalah suku dari Bajilah" Ammar Ad-Duhni adalah Ammar bin Mu'awiyah Ad-Duhni. Ia dijuluki Abu Mu'awiyah. Ia adalah orang kufah. Menurut Ahlul Hadits, ia adalah orang yang tsiqah.

Bendera Besar (Rayah) Tentara

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ زَكَرِيَّا بْنِ أَبِي زَائِدَةَ حَدَّثَنَا أَبُو يَعْقُوبَ الثَّقَفِيُّ حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ عُبَيْدٍ مَوْلَى مُحَمَّدِ بْنِ الْقَاسِمِ قَالَ بَعَثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ الْقَاسِمِ إِلَى الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ أَسْأَلُهُ عَنْ رَايَةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ كَانَتْ سَوْدَاءَ مُرَبَّعَةً مِنْ نَمِرَةٍ

. Ahmad bin Mani' menceritakan kepada kami, Yahya bin Zakariya bin Abu Za'idah menceritakan kepada kami, Abu Ya'qub Ats-Tsaqafi menceritakan kepada kami, Yunus bin Ubaid —budak Muhammad bin Qasim— menceritakan kepada kami, ia berkata, "Muhammad bin Al Qasim pernah mengutusku menemui Al Bara' bin 'Azib untuk menanyakan tentang bendera Rasulullah. Al Bara' kemudian menjawab, '(Bendera) berwarna hitam, segi empat, dan terbuat dari kain bergaris'." Shahih: kecuali kata 'Segi empat': Shahih Abu Daud (2333)

Abu Isa berkata, "Dalam bab ini ada riwayat lain dari Ali, Harits bin Hassan, dan Ibnu Abbas". Abu Isa berkata, "Hadits ini adalah hasan gharib. Kami tidak mengetahuinya kecuali dari hadits Ibnu Abu Za'idah". Nama Abu Ya'qub Ats-Tsaqafi adalah Ishaq bin Ibrahim. Ubaidillah bin Musa juga meriwayatkan hadits darinya.

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ إِسْحَقَ وَهُوَ السَّالِحَانِيُّ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ حَيَّانَ قَال سَمِعْتُ أَبَا مِجْلَزٍ لَاحِقَ بْنَ حُمَيْدٍ يُحَدِّثُ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَتْ رَايَةُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَوْدَاءَ وَلِوَاؤُهُ أَبْيَضَ

. Muhammad bin Rafi' menceritakan kepada kami, Yahya bin Ishaq —yaitu As-Salihani— menceritakan kepada kami, Yazid bin Hayyan menceritakan kepada kami, ia berkata, "Aku mendengar Abu Mijlaz Lahiq bin Humaid menceritakan hadits dari Ibnu Abbas, ia berkata, 'Bendera Rasulullah SAW berwarna hitam, sementara benderanya berwarna putih'." Hasan: Ibnu Majah (2818)

Abu Isa berkata, "Hadits ini adalah hasan gharib dari jalur ini; yaitu dari Ibnu Abbas".

Syi'ar (Tanda)

حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ عَنْ الْمُهَلَّبِ بْنِ أَبِي صُفْرَةَ عَمَّنْ سَمِعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنْ بَيَّتَكُمْ الْعَدُوُّ فَقُولُوا حم لَا يُنْصَرُونَ

. Mahmud bin Ghailan menceritakan kepada kami, Waki' menceritakan kepada kami. Sufyan menceritakan kepada kami dari Abu Ishaq, dari Al Muhallab bin Abu Shufrah. dari orang yang mendengar Nabi SAW bersabda, "Jika musuh menyerang kalian pada waktu malam, maka katakanlah (oleh kalian), 'Ha mim.' Niscaya mereka tidak akan menang'. " Shahih: Al Misykah (3941-tahqiq kedua)

Abu Isa berkata, "Dalam bab ini ada riwayat lain dari Salamah bin AI Akwa'." Demikianlah, sebagian perawi meriwayatkan hadits seperti riwayat Tsauri dari Abu Ishaq. Diriwayatkan juga dari Abu Ishaq, dari AI Muhallab bin Abu Shufrah, dari Nabi, secara mursal.

Tidak Berpuasa Ketika Perang

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ مُوسَى أَنْبَأَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُبَارَكِ أَنْبَأَنَا سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ عَنْ عَطِيَّةَ بْنِ قَيْسٍ عَنْ قَزَعَةَ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ لَمَّا بَلَغَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَامَ الْفَتْحِ مَرَّ الظَّهْرَانِ فَآذَنَنَا بِلِقَاءِ الْعَدُوِّ فَأَمَرَنَا بِالْفِطْرِ فَأَفْطَرْنَا أَجْمَعُونَ

. Ahmad bin Muhammad bin Musa menceritakan kepada kami, Abdullah bin Al Mubarak memberitahukan kepada kami. Sa'id bin Abdul Aziz memberitahukan kepada kami dari Athiyyah bin Qais, dari Qaza'ah, dari Abu Sa'id Al Khudri, ia berkata, "Ketika Nabi SAW sampai di Marr Azh-Zhahran pada tahun pembebasan kota Makkah, beliau memberitahukan kepada kami (bahwa kami) akan bertemu dengan musuh, lalu beliau memerintahkan kami untuk berbuka (tidak puasa), maka kami semua pun berbuka". Shahih: Shahih Abu Daud (208) Muslim.

Abu Isa berkata, "Hadits ini adalah hasan shahibT. Dalam bab ini ada riwayat lain dari Umar.

Keluar Saat Terjadi Sesuatu yang Mengejutkan/Menakutkan

حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ الطَّيَالِسِيُّ قَالَ أَنْبَأَنَا شُعْبَةُ عَنْ قَتَادَةَ حَدَّثَنَا أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ قَالَ رَكِبَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرَسًا لِأَبِي طَلْحَةَ يُقَالُ لَهُ مَنْدُوبٌ فَقَالَ مَا كَانَ مِنْ فَزَعٍ وَإِنْ وَجَدْنَاهُ لَبَحْرًا

. Mahmud bin Ghailan menceritakan kepada kami, Abu Daud Ath-Thayalisi menceritakan kepada kami, ia berkata, Syu'bah memberitahukan kepada kami dari Qatadah, Anas bin Malik menceritakan kepada kami, ia berkata, "Nabi mengendarai kuda Abu Thalhah —yang bernama Mandub—. Beliau kemudian bersabda, 'Tidak ada sesuatu yang mengejutkan/ menakutkan dan kami tidak mendapati kuda ini kecuali sangat cepat larinya'." Shahih: Ibnu Majah (2772).

Abu Isa berkata, "Dalam bab ini ada riwayat lain dari Ibnu Amr bin Al Ash". Hadits ini adalah hasan shahih.

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ وَابْنُ أَبِي عَدِيٍّ وَأَبُو دَاوُدَ قَالُوا حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ كَانَ فَزَعٌ بِالْمَدِينَةِ فَاسْتَعَارَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرَسًا لَنَا يُقَالُ لَهُ مَنْدُوبٌ فَقَالَ مَا رَأَيْنَا مِنْ فَزَعٍ وَإِنْ وَجَدْنَاهُ لَبَحْرًا

. Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja'far, Ibnu Abu Adi, dan Abu Daud menceritakan kepada kami, mereka berkata, Syu'bah menceritakan kepada kami dari Qatadah, dari Anas bin Malik, ia berkata, "Terjadi sesuatu yang mengejutkan/menakutkan di Madinah, kemudian Rasulullah meminjam kuda kami —yang bernama Mandub—. Beliau kemudian bersabda, 'Kami tidak melihat sesuatu yang mengejutkan/menakutkan dan kami tidak mendapatkan kuda itu kecuali sangat cepat larinya'." Shahih: Lihat hadits sebelumnya

Abu Isa berkata, "Hadits ini adalah hasan shahih".

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسٍ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ أَحْسَنِ النَّاسِ وَأَجْوَدِ النَّاسِ وَأَشْجَعِ النَّاسِ قَالَ وَقَدْ فَزِعَ أَهْلُ الْمَدِينَةِ لَيْلَةً سَمِعُوا صَوْتًا قَالَ فَتَلَقَّاهُمْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى فَرَسٍ لِأَبِي طَلْحَةَ عُرْيٍ وَهُوَ مُتَقَلِّدٌ سَيْفَهُ فَقَالَ لَمْ تُرَاعُوا لَمْ تُرَاعُوا فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَجَدْتُهُ بَحْرًا يَعْنِي الْفَرَسَ

. Qutaibah menceritakan kepada kami, Hamad bin Zaid menceritakan kepada kami dari Tsabit, dari Anas, ia berkata, "Nabi SAW adalah manusia yang paling baik, manusia yang paling dermawan, dan manusia yang paling pemberani. Suatu malam. penduduk Madinah benar-benar dikejutkan karena mereka mendengar suara. Nabi SAW kemudian menemui mereka (dengan mengendarai) kuda milik Abu Thalhah yang tak berpelana, sambil menghunus pedang. Beliau kemudian bersabda, 'Kalian jangan takut, kalian jangan takut.' Beliau kemudian bersabda, 'Aku mendapatinya sangat cepat larinya. Yang dimaksud adalah kuda". Shahih: Lihat hadits nomor 1619

Abu Isa berkata, "Hadits ini adalah yang shahih'

Keteguhan Saat Berperang

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ الثَّوْرِيُّ حَدَّثَنَا أَبُو إِسْحَقَ عَنْ الْبَرَاءِ بِنِ عَازِبٍ قَالَ قَالَ لَنَا رَجُلٌ أَفَرَرْتُمْ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا أَبَا عُمَارَةَ قَالَ لَا وَاللَّهِ مَا وَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَكِنْ وَلَّى سَرَعَانُ النَّاسِ تَلَقَّتْهُمْ هَوَازِنُ بِالنَّبْلِ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى بَغْلَتِهِ وَأَبُو سُفْيَانَ بْنُ الْحَارِثِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ آخِذٌ بِلِجَامِهَا وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ أَنَا النَّبِيُّ لَا كَذِبْ أَنَا ابْنُ عَبْدِ الْمُطَّلِبْ

. Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, Yahya bin Said menceritakan kepada kami, Sufyan Ats-Tsauri menceritakan kepada kami, Abu Ishaq menceritakan kepada kami dari Al Bara" bin Azib, ia berkata, "Seorang lelaki berkata kepada kami. Apakah kalian lari meninggalkan Rasulullah ya Abu Umarah?' Abu Umarah menjawab, Tidak, demi Allah Rasulullah tidak mundur, akan tetapi orang-orang yang maju dengan cepat itulah yang mundur ke belakang saat mereka dilempari anak panah oleh kabilah Hawazin. Rasulullah (sendiri tetap berada) di atas kendaraan; bighalnya, sementara Abu Sufyan bin Harits bin Abdul Muthalib memegang tali kendalinya. Rasulullah kemudian bersabda, 'Aku adalah Nabi tidak ada dusta. Aku adalah cucu Abdul Muthalib'. " Shahih: Mukhtashar Asy-Syamail (209) Muttafaq alaih.

Abu Isa berkata, "Dalam bab ini ada riwayat lain dari Ali dan Ibnu Umar". Hadits ini adalah hasan shahih.

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُمَرَ بْنِ عَلِيٍّ الْمُقَدَّمِيُّ الْبَصْرِيُّ حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ سُفْيَانَ بْنِ حُسَيْنٍ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ لَقَدْ رَأَيْتُنَا يَوْمَ حُنَيْنٍ وَإِنَّ الْفِئَتَيْنِ لَمُوَلِّيَتَانِ وَمَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِائَةُ رَجُلٍ

. Muhammad bin Umar bin Ali Al Muqaddami Al Bashri menceritakan kepada kami, bapakku menceritakan kepadaku dari Abu Sufyan bin Husain, dari Ubaidillah bin Umar, dari Nafi, dari Ibnu Umar, ia berkata, "Sesungguhnya aku telah melihat (kondisi) kami pada saat perang Hunain, dan sesungguhnya kedua kelompok itu melarikan diri, sementara ada seratus orang (pun) yang bersama Rasulullah". Shahih sanad-nya

Abu Isa berkata, "Hadits ini adalah hasan gharib. Kami tidak mengetahui hadits ini bersumber dari hadits Ubaidillah kecuali dari jalur ini".

Pedang dan Hiasan

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا وَهْبُ بْنُ جَرِيرِ بْنِ حَازِمٍ حَدَّثَنَا أَبِي عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ قَالَ كَانَتْ قَبِيعَةُ سَيْفِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ فِضَّةٍ

. Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, Wahab bin Jarir bin Hazim menceritakan kepada kami, ayahku menceritakan kepada kami dari Qatadah, dari Anas, ia berkata, "Ujung pedang Rasulullah adalah terbuat dari perak". Shahih: Shahih Abu Daud (2326-2327), Al Irwa' (822) dan Mukhtashar Asy-Syamail (85 dan 86)

Abu Isa berkata, "Hadits ini adalah hasan gharib." Demikianlah yang diriwayatkan dari Hammam, dari Qatadah, dari Anas. Sebagian perawi meriwayatkan hadits ini dari Qatadah, dari Sa'id bin Abu Al Hasan. Abu Al Hasan berkata, "Ujung pedang Rasulullah terbuat dari perak".

Baju Besi

حَدَّثَنَا أَبُو سَعِيدٍ الْأَشَجُّ حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ بُكَيْرٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَقَ عَنْ يَحْيَى بْنِ عَبَّادِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الزُّبَيْرِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الزُّبَيْرِ عَنْ الزُّبَيْرِ بْنِ الْعَوَّامِ قَالَ كَانَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دِرْعَانِ يَوْمَ أُحُدٍ فَنَهَضَ إِلَى الصَّخْرَةِ فَلَمْ يَسْتَطِعْ فَأَقْعَدَ طَلْحَةَ تَحْتَهُ فَصَعِدَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ حَتَّى اسْتَوَى عَلَى الصَّخْرَةِ فَقَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ أَوْجَبَ طَلْحَةُ

. Abu Sa'id Al Asyaj menceritakan kepada kami, Yunus bin Bukair menceritakan kepada kami dari Muhammad bin Ishaq, dari Yahya bin 'Abbad bin Abdullah bin Zubair, dari Bapaknya. dari kakeknya; Abdullah bin Zubair, dari Zubair bin Al 'Awam, ia berkata, "Nabi SAW memakai dua baju besi pada saat perang Uhud. Beliau kemudian berdiri (untuk naik) ke atas batu, namun beliau tidak sanggup. Beliau kemudian mendudukan Thalhah di bawahnya, kemudian beliau naik ke atas batu, hingga (akhirnya) beliau bisa berdiri tegak di atas batu tersebut. Aku kemudian mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Thalhah wajib (masuk surga)'. " Hasan: Al Misykah (6112), Mukhtashar Asy-Syamail (89) Shahih Abu Daud (2332)

Abu Isa berkata, "Dalam bab ini ada riwayat lain dari Shafwan bin Umayyah dan Sa'ib bin Yazid". Hadits ini adalah hasan gharib. Kami (Abu Isa) tidak mengetahuinya kecuali dari hadits Muhammad bin Ishaq.

Topi Baja

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا مَالِكُ بْنُ أَنَسٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ دَخَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَامَ الْفَتْحِ وَعَلَى رَأْسِهِ الْمِغْفَرُ فَقِيلَ لَهُ ابْنُ خَطَلٍ مُتَعَلِّقٌ بِأَسْتَارِ الْكَعْبَةِ فَقَالَ اقْتُلُوهُ

. Qutaibah menceritakan kepada kami, Malik bin Anas menceritakan kepada kami dari Ibnu Syihab dari Anas bin Malik, ia berkata, "Nabi SAW memasuki kota Makkah pada hari pembebasan, dan beliau memakai topi baja di kepalanya. Dikatakan kepada beliau, 'Ibnu Khathal menggantung di tirai Ka'bah." Nabi SAW kemudian bersabda kepadanya, 'Bunuh ia!' Shahih: Ibnu Majah (2805) Muttafaq alaih.

Abu Isa berkata, "Hadits ini adalah hasan gharib. Kami tidak mengetahui seorang senior pun meriwayatkannya, selain Malik dari Zuhri".

Keutamaan Kuda

حَدَّثَنَا هَنَّادٌ حَدَّثَنَا عَبْثَرُ بْنُ الْقَاسِمِ عَنْ حُصَيْنٍ عَنْ الشَّعْبِيِّ عَنْ عُرْوَةَ الْبَارِقِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْخَيْرُ مَعْقُودٌ فِي نَوَاصِي الْخَيْلِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ الْأَجْرُ وَالْمَغْنَمُ

. Hannad menceritakan kepada kami, 'Abtsar bin Al Qasim menceritakan kepada kami dari Hushain, dari Asy-Sya'bi, dari Urwah Al Bariqi, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, 'Kebaikan itu terikat di ubun-ubun kuda sampai hari Kiamat: pahala dan harta rampasan'." Shahih: Muttafaq alaih.

Abu Isa berkata, "Dalam bab ini ada riwayat lain dari Ibnu Umar, Abu Sa'id, Jarir, Abu Hurairah, Asma' binti Yazid, Mughirah bin Syu'bah, dan Jabir". Abu Isa berkata, "Hadits ini adalah hasan shahih." Urwah adalah Ibnu Abu Al Ja'd Al Bariqi. Ia disebut Urwah bin Al Ja'd. Ahmad bin Hanbal berkata, "Yang dipahami dari hadits ini adalah, bahwa jihad itu harus bersama pemimpin hingga hari Kiamat."

Kuda yang Disukai

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الصَّبَّاحِ الْهَاشِمِيُّ الْبَصْرِيُّ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ أَخْبَرَنَا شَيْبَانُ يَعْنِي ابْنَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ حَدَّثَنَا عِيسَى بْنُ عَلِيِّ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُمْنُ الْخَيْلِ فِي الشُّقْرِ

. Abdullah bin Ash-Shabbah Al Hasyimi Al Bashri menceritakan kepada kami, Yazid bin Harun menceritakan kepada kami. Syaiban —maksudnya Abdurrahman— mengabarkan kepada kami, Isa bin Ali bin Abdullah bin Abbas mengabarkan kepada kami, dari bapaknya, dari Ibnu Abbas, ia berkata, "Keberkahan kuda itu terletak pada kuda berwarna merah. "Hasan Shahih: Al Misykah (3879), At-Ta'liq Ar-Raghib (2/162) dan Shahih Abu Daud (2293)

Abu Isa berkata, "Hadits ini adalah hasan gharib, kami tidak mengetahuinya kecuali dari jalur ini; dari hadits Syaiban".

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدٍ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُبَارَكِ أَخْبَرَنَا ابْنُ لَهِيعَةَ عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي حَبِيبٍ عَنْ عَلِيِّ بْنِ رَبَاحٍ عَنْ أَبِي قَتَادَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ خَيْرُ الْخَيْلِ الْأَدْهَمُ الْأَقْرَحُ الْأَرْثَمُ ثُمَّ الْأَقْرَحُ الْمُحَجَّلُ طَلْقُ الْيَمِينِ فَإِنْ لَمْ يَكُنْ أَدْهَمَ فَكُمَيْتٌ عَلَى هَذِهِ الشِّيَةِ

. Ahmad bin Muhammad menceritakan kepada kami, Abdullah bin Al Mubarak mengabarkan kepada kami, Ibnu Lahi'ah mengabarkan kepada kami dari Yazid bin Abu Habib, dari Ali bin Rabah, dari Abu Qatadah, bahwa Nabi SAW bersabda, "Kuda yang terbaik adalah (kudaj berwarna hitam pekat, dahinya ada warna putih dan ujung hidungnya berwarna putih. (Setelah itu barulah kuda) yang dahinya ada warna putihnya, kakinya berwarna putih, dan salah satu kaki kanannya tidak ada warna putihnya. Jika tidak ada kuda yang berwarna hitam pekat, maka kuda yang berwarna merah, yang kedua telinga dan rambut lehernya berwarna hitam, sesuai dengan ciri-ciri (kuda) ini". Shahih: Ibnu Majah (2789).

. Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, Wahab bin Jarir menceritakan kepada kami, Bapakku menceritakan kepada kami dari Yahya bin Ayyub, dari Yazid bin Abu Habib... dengan sanad ini, seperti makna hadits di atas.

Abu Isa berkata, "Hadits ini adalah hasan gharib Shahih ".

Kuda Pacuan

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ وَزِيرٍ الْوَاسِطِيُّ حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ يُوسُفَ الْأَزْرَقُ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْرَى الْمُضَمَّرَ مِنْ الْخَيْلِ مِنْ الْحَفْيَاءِ إِلَى ثَنِيَّةِ الْوَدَاعِ وَبَيْنَهُمَا سِتَّةُ أَمْيَالٍ وَمَا لَمْ يُضَمَّرْ مِنْ الْخَيْلِ مِنْ ثَنِيَّةِ الْوَدَاعِ إِلَى مَسْجِدِ بَنِي زُرَيْقٍ وَبَيْنَهُمَا مِيلٌ وَكُنْتُ فِيمَنْ أَجْرَى فَوَثَبَ بِي فَرَسِي جِدَارًا

. Muhammad bin Wazir Al Wasithi, menceritakan kepada kami Ishaq bin Yusuf Al Azraq menceritakan kepada kami dari Sufyan, dari Ubaidillah bin Umar, dari Nafi' dari Ibnu Umar, Sesungguhnya Rasulullah SAW memperlombakan kuda yang telah dipersiapkan (untuk pacuan) mulai dari Hafya' sampai Tsaniyatul Wada', di mana jarak antara keduanya adalah enam mil, sedangkan kuda yang tidak dipersiapkan (mulai) dari Tsaniyatul Wada' sampai masjid Bani Zuraiq, di mana jarak antara keduanya adalah satu mil. Aku termasuk orang yang ikut lomba, kemudian kudaku melompati tembok". Shahih'. Ibnu Majah (2877), Muttafaq alaih. Namun dalam riwayat AI Bukhari tidak ada kata 'Melompati'.

Abu Isa berkata, "Dalam bab ini ada riwayat lain dari Abu Hurairah, Jabir, Aisyah, dan Anas". Hadits ini adalah shahih hasan gharib dari hadits Ats-Tsauri.

حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ ابْنِ أَبِي ذِئْبٍ عَنْ نَافِعِ بْنِ أَبِي نَافِعٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا سَبَقَ إِلَّا فِي نَصْلٍ أَوْ خُفٍّ أَوْ حَافِرٍ

. Abu Kuraib menceritakan kepada kami, Waki' menceritakan kepada kami dari Ibnu Abu Dzi'b, dari Naff bin Abu Naff, dari Abu Hurairah, bahwa Nabi SAW bersabda, "Tidak ada perlombaan kecuali memanah, (pacuanj unta, dan (pacuan) kuda ". Shahih: Ibnu Majah (2878).

Abu Isa berkata, "Hadits ini adalah hasan".

Larangan Mengawinkan Keledai dengan Kuda

حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنَا أَبُو جَهْضَمٍ مُوسَى بْنُ سَالِمٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَبْدًا مَأْمُورًا مَا اخْتَصَّنَا دُونَ النَّاسِ بِشَيْءٍ إِلَّا بِثَلَاثٍ أَمَرَنَا أَنْ نُسْبِغَ الْوُضُوءَ وَأَنْ لَا نَأْكُلَ الصَّدَقَةَ وَأَنْ لَا نُنْزِيَ حِمَارًا عَلَى فَرَسٍ

. Abu Kuraib menceritakan kepada kami, Isma'il bin Ibrahim menceritakan kepada kami, Abu Jahdham Musa bin Salim menceritakan kepada kami dari Abdullah bin Ubaidillah bin Abbas, dari Ibnu Abbas, ia berkata, "Rasulullah adalah seorang hamba yang diperintahkan (Allah). Beliau tidak memerintahkan sesuatu pun secara khusus kepada kami (keluarga rasul) tanpa diikuti oleh seluruh manusia (lainnya), kecuali dalam tiga (perkara): beliau memerintahkan kami untuk menyempurna kan wudhu, tidak memakan sedekah (zakat), dan tidak mengawinkan keledai dengan kuda". Shahih sanad-nya

Abu Isa berkata, "Dalam bab ini ada riwayat lain dari Ali". Hadits ini adalah hasan shahih. Sufyan Ats-Tsauri meriwayatkan hadits ini dari Abu Jahdham. Ia berkata, "Dari Ubaidillah bin Abdullah bin Abbas. dari Ibnu Abbas". Ia berkata (lagi), "Aku mendengar Muhammad mengatakan bahwa hadits Ats-Tsauri itu tidak akurat. Di sini Ats-Tsauri melakukan kekeliruan. Yang Shahih adalah hadits riwayat Isma'il bin 'Ulayyah dan Abdul Warits bin Sa'id, dari Abu Jahdham, dari Abdullah bin Ubaidillah bin Abbas, dari Ibnu Abbas".

Meminta Kemenangan dengan Perantaraan Kaum Muslim yang Miskin

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ مُوسَى حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُبَارَكِ قَالَ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ يَزِيدَ بْنِ جَابِرٍ حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ أَرْطَاةَ عَنْ جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ ابْغُونِي ضُعَفَاءَكُمْ فَإِنَّمَا تُرْزَقُونَ وَتُنْصَرُونَ بِضُعَفَائِكُمْ

. Ahmad bin Muhammad bin Musa menceritakan kepada kami, Abdullah bin Al Mubarak menceritakan kepada kami, ia berkata, Abdurrahman bin Yazid bin Jabir mengabarkan kepada kami, Zaid bin Artha'ah menceritakan kepada kami, dari Jubair bin Nufair, dari Abu Darda' ia berkata, Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Mintalah kalian kepadaku dengan perantaraan orang-orang miskin di antara kalian. Sesungguhnya kalian itu diberikan rizeki dan kemenangan karena (do'a) orang-orang miskin di antara kalian." Shahih: Ash-Shahihah (779), Shahih Abu Daud (2335) At-Ta'liq Ar-Raghib (1/24)

Abu Isa berkata, "Hadits ini adalah hasan shahih".

Lonceng yang Digantungkan di Leher Kuda

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ مُحَمَّدٍ عَنْ سُهَيْلِ بْنِ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَصْحَبُ الْمَلَائِكَةُ رُفْقَةً فِيهَا كَلْبٌ وَلَا جَرَسٌ

. Qutaibah menceritakan kepada kami, Abdul 'Aziz bin Muhammad menceritakan kepada kami, dari Suhail bin Abu Shalih, dari bapaknya, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Para malaikat tidak akan menemani rombongan yang (membawa) anjing dan lonceng". Shahih: Ash-Shahihah (4/494), AbuDaud (2303) Muslim.

Abu Isa berkata, "Dalam bab ini ada riwayat lain dari Umar, Aisyah, Ummu Habibah, dan Ummu Salamah". Hadits ini adalah hasan shahih.

Pemimpin

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَلَا كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالْأَمِيرُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ بَعْلِهَا وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُ وَالْعَبْدُ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ أَلَا فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

. Qutaibah menceritakan kepada kami, Al-Laits menceritakan kepada kami dari Nafi', dari Ibnu Umar, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Ketahuilah, masing-masing kalian adalah pemimpin, dan masing-masing kalian bertanggungjawab atas kepemimpinannya. Amir —yang memimpin— atas manusia adalah seorang pemimpin dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Suami adalah pemimpin bagi keluarganya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban mengenai mereka. Istri adalah pemimpin atas rumah suaminya. dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atasnya. Budak adalah pemimpin atas harta tuannya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas harta tuannya itu. Ketahuilah, masing-masing kalian adalah pemimpin, dan masing-masing kalian akan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya." Shahih: Shahih Abu Daud (2600)

Abu Isa berkata, "Dalam bab ini ada riwayat lain dari Abu Hurairah, Anas, dan Abu Musa". Hadits Abu Musa tidak akurat Hadits Anas tidak akurat Hadits Ibnu Umar adalah hadits hasan shahih. Abu Isa berkata, "Ibrahim bin Basysyar Ar-Ramadi meriwayatkan hadits ini dari Sufyan bin Uyainah, dari Buraid bin Abdullah bin Abu Burdah, dari Abu Burdah, dari Abu Musa, dari Nabi SAW". Muhammad bin Ibrahim bin Basysyar mengabarkan hal itu kepadaku. Ia berkata, "Lebih dari satu orang meriwayatkan dari Sufyan, dari Buraid, dari Abu Burdah, dari Nabi SAW secara mursal". Hadits ini paling shahih. Muhammad berkata, "Ishaq bin Ibrahim meriwayatkan dari Mu'adz bin Hisyam, dari bapaknya, dari Qatadah, dari Anas. dari Nabi SAW, dengan redaksi: "Sesungguhnya Allah akan memintai pertanggung jawaban kepada setiap pemimpin atas apa yang dipimpinnya ". Abu Isa berkata lagi, "Aku mendengar Muhammad mengatakan bahwa hadits ini tidak akurat Yang shahih adalah dari Mu'adz bin Hisyam, dari ayah Mu'adz yaitu Hisyam, dari Qatadah, dari Hasan, dari Nabi secara mursal".

Taat kepada Pemimpin

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى النَّيْسَابُورِيُّ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يُوسُفَ حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ أَبِي إِسْحَقَ عَنْ الْعَيْزَارِ بْنِ حُرَيْثٍ عَنْ أُمِّ الْحُصَيْنِ الْأَحْمَسِيَّةِ قَالَتْ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْطُبُ فِي حَجَّةِ الْوَدَاعِ وَعَلَيْهِ بُرْدٌ قَدْ الْتَفَعَ بِهِ مِنْ تَحْتِ إِبْطِهِ قَالَتْ فَأَنَا أَنْظُرُ إِلَى عَضَلَةِ عَضُدِهِ تَرْتَجُّ سَمِعْتُهُ يَقُولُ يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللَّهَ وَإِنْ أُمِّرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ حَبَشِيٌّ مُجَدَّعٌ فَاسْمَعُوا لَهُ وَأَطِيعُوا مَا أَقَامَ لَكُمْ كِتَابَ اللَّهِ

. Muhammad bin Yahya An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Muhammad bin Yusuf menceritakan kepada kami, Yunus bin Ishaq menceritakan kepada kami, dari Al Aizar bin Huraits, dari Ummul Hushain Al Ahmasiyyah, ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah SAW berkhutbah pada haji wada' (haji perpisahan), dan beliau mengenakan kain selimut yang diselimutkan dari bawah ketiaknya. Aku melihat otot bahunya bergetar, (dan) aku mendengarnya bersabda, 'Wahai manusia, bertakwalah (kalian) kepada Allah, dan jika seorang hamba sahaya dari negeri Habasyah yang terpotong hidungnya dijadikan pemimpin untuk kalian, maka dengar dan taatilah ia, sepanjang ia melaksanakan kitab Allah untuk kalian'. " Shahih: Ibnu Majah (2861).

Abu Isa berkata, "Dalam bab ini ada riwayat lain dari Abu Hurairah dan Irbadh bin Sariyah". Hadits ini adalah hasan shahih. Hadits ini pun diriwayatkan dari jalur lain dari Ummu Hushain.

Tidak Ada Ketaatan kepada Makhluk dalam Berbuat Maksiat Kepada Sang Khalik (Allah)

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ السَّمْعُ وَالطَّاعَةُ عَلَى الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ فِيمَا أَحَبَّ وَكَرِهَ مَا لَمْ يُؤْمَرْ بِمَعْصِيَةٍ فَإِنْ أُمِرَ بِمَعْصِيَةٍ فَلَا سَمْعَ عَلَيْهِ وَلَا طَاعَةَ

. Quthaibah menceritakan kepada kami, Al-Laits menceritakan kepada kami, dari Ubaidillah bin Umar, dari Nafi', dari Ibnu Umar, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Mendengarkan dan menaati (pemimpin) adalah wajib bagi seorang muslim pada sesuatu yang ia suka dan benci, sepanjang ia tidak diperintahkan melakukan kemaksiatan. Jika ia diperintahkan melakukan kemaksiatan, maka ia tidak wajib mendengar dan menaati (pemimpin itu)'. Shahih: Muttafaq alaih.

Abu Isa berkata, "Dalam bab ini ada riwayat lain dari Ali, Imran bin Hushain, dan Hakam bin Amr Al Ghifari". Hadits ini adalah hasan shahih.

Larangan Mengadu Binatang dan Membuat Tanda (Tato) di Wajah

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ حَدَّثَنَا رَوْحُ بْنُ عُبَادَةَ عَنْ ابْنِ جُرَيْجٍ عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ عَنْ جَابِرٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ الْوَسْمِ فِي الْوَجْهِ وَالضَّرْبِ

. Ahmad bin Mani' menceritakan kepada kami, Rauh bin 'Ubadah menceritakan kepada kami, dari Ibnu Juraij, dari Abu Az-Zubair, dari Jabir, Sesungguhnya RasuluIIah SAW melarang membuat tanda (tato) di wajah. Shahih: Al Irwa' (2185), AbuDaud(2310) Muslim.

Abu Isa berkata, "Hadits ini adalah hasan shahih'

Batas Baligh Seorang Lelaki dan Penetapan Gaji untuknya dari Baitul Mal

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْوَزِيرِ الْوَاسِطِيُّ حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ يُوسُفَ الْأَزْرَقُ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ عُرِضْتُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي جَيْشٍ وَأَنَا ابْنُ أَرْبَعَ عَشْرَةَ فَلَمْ يَقْبَلْنِي ثُمَّ عُرِضْتُ عَلَيْهِ مِنْ قَابِلٍ فِي جَيْشٍ وَأَنَا ابْنُ خَمْسَ عَشْرَةَ فَقَبِلَنِي قَالَ نَافِعٌ فَحَدَّثْتُ بِهَذَا الْحَدِيثِ عُمَرَ بْنَ عَبْدِ الْعَزِيزِ فَقَالَ هَذَا حَدُّ مَا بَيْنَ الصَّغِيرِ وَالْكَبِيرِ ثُمَّ كَتَبَ أَنْ يُفْرَضَ لِمَنْ بَلَغَ الْخَمْسَ عَشْرَةَ

. Muhammad bin Al Wazir Al Wasithi menceritakan kepada kami, Ishaq bin Yusuf Al Azraq menceritakan kepada kami dari Sufyan, dari Ubaidillah bin Umar, dari Nafi', dari Ibnu Umar, ia berkata, "Aku ditawarkan kepada Rasulullah untuk menjadi tentara saat aku berusia empat belas tahun. namun beliau tidak menerimaku. Lalu aku ditawarkan (kembali) kepada beliau untuk menjadi tentara setahun berikutnya. Saat itu aku berusia lima belas tahun, kemudian beliau menerimaku". Nafi berkata, "Aku menceritakan hadits ini kepada Umar bin Abdul Aziz dan ia berkata, 'Ini (lima belas tahun) adalah batas antara anak kecil dan orang dewasa.' Kemudian ia menulis surat (kepada para gubernur) agar menetapkan gaji orang yang telah mencapai usia lima belas tahun". Shahih: Ibnu Majah (2543), Muttafaq alaih.

Ibnu Abu Umar menceritakan kepada kami, dari Sufyan bin Uyainah menceritakan kepada kami, dari Ubadillah... seperti makna hadits Ishaq bin Al Azraq di atas. Hanya saja, Ubaidillah mengatakan bahwa Umar bin Abdul Aziz berkata, "Ini (lima belas tahun) adalah batasan antara Umar anak-anak dan orang yang boleh ikut berperang." Ubaidillah tidak mengatakan bahwa Umar bin Abdul Aziz menulis surat (kepada para gubernur) agar gaji orang yang ikut berperang itu ditentukan. Shahih: Lihat hadits sebelumnya

Abu Isa berkata, "Hadits Ishaq bin Yusuf adalah hasan shahih gharib, dari hadits Sufyan Ats-Tsauri".

Orang yang Mati Syahid dan Memiliki Utang

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي قَتَادَةَ عَنْ أَبِيهِ أَنَّهُ سَمِعَهُ يُحَدِّثُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَامَ فِيهِمْ فَذَكَرَ لَهُمْ أَنَّ الْجِهَادَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالْإِيمَانَ بِاللَّهِ أَفْضَلُ الْأَعْمَالِ فَقَامَ رَجُلٌ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ قُتِلْتُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يُكَفِّرُ عَنِّي خَطَايَايَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَعَمْ إِنْ قُتِلْتَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَأَنْتَ صَابِرٌ مُحْتَسِبٌ مُقْبِلٌ غَيْرُ مُدْبِرٍ ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَيْفَ قُلْتَ قَالَ أَرَأَيْتَ إِنْ قُتِلْتُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَيُكَفِّرُ عَنِّي خَطَايَايَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَعَمْ وَأَنْتَ صَابِرٌ مُحْتَسِبٌ مُقْبِلٌ غَيْرُ مُدْبِرٍ إِلَّا الدَّيْنَ فَإِنَّ جِبْرِيلَ قَالَ لِي ذَلِكَ

. Qutaibah menceritakan kepada kami, Al-Laits menceritakan kepada kami, dari Sa'id bin Abu Sa'id Al Maqburi, dari Abdullah bin Abu Qatadah, dari bapaknya, bahwa Abdullah mendengar ayahnya (Abu Qatadah) menceritakan dari Rasulullah SAW, "Rasulullah pernah berdiri di tengah para sahabat, kemudian beliau menjelaskan kepada mereka bahwa berperang di jalan Allah dan percaya kepada-Nya adalah amal perbuatan yang paling baik. Seorang lelaki kemudian berdiri dan bertanya, 'Ya Rasulullah SAW, beritahukanlah kepadaku seandainya aku terbunuh di jalan Allah, (apakah itu) akan menghapus dosa-dosaku?' Rasulullah SAW menjawab, 'Ya, jika kamu terbunuh di jalan Allah sedang kamu bersabar, mengharap keridhaan Allah, maju terus dan bukan mundur.' Rasulullah kemudian bertanya, Apa yang akan kamu tanyakan?' Lelaki itu menjawab, 'Beritahukanlah kepadaku jika aku terbunuh di jalan Allah, apakah itu akan menghapus dosa-dosaku?' Rasulullah SAW menjawab, 'Ya, jika kamu bersabar, mengharap keridhaan Allah, maju terus dan bukan mundur, kecuali (jika kamu memiliki) utang. Sesungguhnya Jibril telah mengatakan kepadaku tentang hal itu'. " Shahih: Al Irwa' (1197) Muslim

Abu Isa berkata, "Dalam bab ini ada riwayat lain dari Anas, Muhammad bin Jahsy, dan Abu Hurairah". Hadits ini adalah hasan shahih. Sebagian ahli hadits meriwayatkan hadits ini dari Sa'id Al Maqburi, dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW... seperti hadits ini. Sementara Yahya bin Sa'id AI Anshari dan perawi lainnya meriwayatkan hadits ini dari Sa'id Al Maqburi, dari Abdullah bin Abu Qatadah, dari ayah Abdullah (Abu Qatadah), dari Nabi SAW. Hadits riwayat ini lebih shahih dari hadits riwayat Sa'id Al Maqburi dari Abu Hurairah.

Memakamkan Orang yang Mati Syahid

حَدَّثَنَا أَزْهَرُ بْنُ مَرْوَانَ الْبَصْرِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ بْنُ سَعِيدٍ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ حُمَيْدِ بْنِ هِلَالٍ عَنْ أَبِي الدَّهْمَاءِ عَنْ هِشَامِ بْنِ عَامِرٍ قَالَ شُكِيَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْجِرَاحَاتُ يَوْمَ أُحُدٍ فَقَالَ احْفِرُوا وَأَوْسِعُوا وَأَحْسِنُوا وَادْفِنُوا الِاثْنَيْنِ وَالثَّلَاثَةَ فِي قَبْرٍ وَاحِدٍ وَقَدِّمُوا أَكْثَرَهُمْ قُرْآنًا فَمَاتَ أَبِي فَقُدِّمَ بَيْنَ يَدَيْ رَجُلَيْنِ

. Azhar bin Marwan Al Bashri menceritakan kepada kami, Abdul Warits bin Sa'id menceritakan kepada kami, dari Ayyub, dari Humaid bin Hilal dari Abu Ad-Dahma', dari Hisyam bin Amir, ia berkata, "Diadukan kepada Rasulullah SAW banyak korban pada perang Uhud. Beliau kemudian bersabda, 'Gali, lebarkan, baguskan, dan kuburlah dua dan tiga orang dalam satu lubang kubur. Dahulukanlah orang yang paling hafal Al Qur'an.' Ayahku kemudian meninggal dunia, lalu (pemakamannya) didahulukan daripada dua orang laki-laki (lainnya)". Shahih: Ibnu Majah (1560)

Abu Isa berkata, "Dalam bab ini ada riwayat iain dari Khabbab, Jabir dan Anas". Hadits ini adalah hasan shahih. Sementara itu, Sufyan Ats-Tsauri dan yang Iainnya meriwayatkan hadits ini dari Ayyub, dari Humaid bin Hilal, dari Hisyam bin 'Amir. Nama Abu Ad-Duhma' adalah Qirfah bin Buhais atau Baihas.

Mayat Tawanan Tidak Boleh Ditebus

-Nashr bin Ali menceritakan kepada kami, ia berkata. Abdullah bin Daud menceritakan kepada kami dari Sufyan At-Tsauri, ia berkata, 'Ahli fikih di antara kami adalah Ibnu Abu Laila dan Abdullah bin Syubramah'." Shahih: maqthu'

Memakamkan Orang yang Terbunuh di Tempat Pembunuhannya

حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ حَدَّثَنَا أَبُو أَحْمَدَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ ابْنِ أَبِي لَيْلَى عَنْ الْحَكَمِ عَنْ مِقْسَمٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ الْمُشْرِكِينَ أَرَادُوا أَنْ يَشْتَرُوا جَسَدَ رَجُلٍ مِنْ الْمُشْرِكِينَ فَأَبَى النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَبِيعَهُمْ إِيَّاهُ

. Mahmud bin Ghailan menceritakan kepada kami, Abu Daud menceritakan kepada kami, Syu'bah mengabarkan kepada kami, dari Aswad bin Qais, ia berkata, Aku mendengar Nubaih Al 'Anazi menceritakan dari Jabir, ia berkata, "Ketika terjadi perang Uhud, bibi dari pihak ayahku datang untuk menguburkan ayahku di pemakaman kami (Madinah). seorang penyeru Rasulullah SAW kemudian menyeru, 'Kembalikan orang-orang yang terbunuh ke tempat terbunuhnya'." Shahih: lbnu Majah (2516)

Abu Isa berkata, "Hadits ini adalah hasan shahih". Nubaih adalah orang yang terpercaya.

Menyambut Kedatangan Orang yang Bepergian

حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ وَسَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَخْزُومِيُّ قَالَا حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ السَّائِبِ بْنِ يَزِيدَ قَالَ لَمَّا قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ تَبُوكَ خَرَجَ النَّاسُ يَتَلَقَّوْنَهُ إِلَى ثَنِيَّةِ الْوَدَاعِ قَالَ السَّائِبُ فَخَرَجْتُ مَعَ النَّاسِ وَأَنَا غُلَامٌ

. Ibnu Abu Umar dan Sa'id bin Abdurrahman Al Makhzumi menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Sufyan bin Uyainah menceritakan kepada kami, dari Az-Zuhri, dari Sa'ib bin Yazid, ia berkata, "Ketika Rasulullah SAW datang dari Tabuk, orang-orang keluar untuk menyambutnya di Tsaniyyatul Wada' Aku (juga) keluar bersama orang- orang, saat itu aku masih anak-anak". Shahih: Al Bukhari.

Abu Isa berkata, "Hadits ini adalah hasan shahih".

Fai' (Harta yang Diperoleh dari Orang-orang Kafir tanpa Berperang)

حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ مَالِكِ بْنِ أَوْسِ بْنِ الْحَدَثَانِ قَال سَمِعْتُ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ يَقُولُ كَانَتْ أَمْوَالُ بَنِي النَّضِيرِ مِمَّا أَفَاءَ اللَّهُ عَلَى رَسُولِهِ مِمَّا لَمْ يُوجِفْ الْمُسْلِمُونَ عَلَيْهِ بِخَيْلٍ وَلَا رِكَابٍ وَكَانَتْ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَالِصًا وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْزِلُ نَفَقَةَ أَهْلِهِ سَنَةً ثُمَّ يَجْعَلُ مَا بَقِيَ فِي الْكُرَاعِ وَالسِّلَاحِ عُدَّةً فِي سَبِيلِ اللَّهِ

. Ibnu Abu Umar menceritakan kepada kami, Sufyan bin Uyainah menceritakan kepada kami, dari Amr bin Dinar, dari Ibnu Syihab, dari Malik bin Aus bin Al Hadatsan, ia berkata, "Aku mendengar Umar bin Khaththab berkata, 'Sesungguhnya harta Bani Nadhir itu termasuk harta fai yang Allah berikan kepada Rasul-Nya, karena kaum muslimin sama sekali tidak melakukan peperangan dengan kuda atau kendaraan (lainnya). Maka harta itu murni bagi Rasulullah SAW. Beliau SAW kemudian memisahkan nafkah keluarganya selama satu tahun (dari harta tersebut), sementara sisanya yang berupa kuda dan pedang dijadikan persiapan perang di jalan Allah'." Shahih: Mukhtashar Asy-Syamail (341), Shahih Abu Daud (2624-2626) dan Muttafaq alaih.

Abu Isa berkata, "Hadits ini adalah hasan shahih". Sufyan Ats-Tsauri bin Uyainah meriwayatkan hadits ini dari Ma'mar dari Ibnu Syihab.